Jumat, 28 Maret 2014

DRAG BIKE NINJA TUNE UP 150CC





ManiakMotor - Tak seperti settingan Ninja Tune-Up umumnya yang aplikasi blok silinder PDK Gold 1855. Ninja yang dipacu Andi Memed (Tuban) yang dikorek Bima Aditya ini justru bertahan dengan blok Ninja lawas yang masih menggunakan paking. 
Bukan sekadar harga dibanding PDK Gold yang kisaran Rp 2-3 juta itu. Bagi Bima yang mantan pembalap papan atas road race nasional, prinsif utamanya yang penting penguasaan mengorek dan ujung-ujungan set-up saat balap. Semua lekukan blok dihapalnya.  “Jenis pisau koreknya pun saya paham mana yang paling pas menggerus lubang-lubang portingnya,” jelas Bima soal alasannya pakai blok Ninja lawas.

Faktanya, sebagai pendatang baru, ini motor sudah bisa tembus best time 7.120 detik. Juga sudah membuktikan podium kedua di event besar TDR Drag Bike di Indramayu  beberapa waktu lalu. Disebut event besar, karena di sana para ahli korek Ninja berkumpul. Ninja Tune-Up 155 cc tercerpat di Indonesia adanya berlaga di event itu yang seri finalnya akan berlangsung 12 Januari 2014 di Senayan.   
Blok silinder aslinya masih mentah alias belum punya karakter. Karakternya ya boleh disesuaikan dengan bakat mengorek Bima. Si Bima tinggal mentune sesuai peruntukkannya berlari 201 meter agar bisa full gas no belok dan tetap pakai rem, bro. Itu dibanding  PDK yang porting-portingnya telah ‘diangkat’ dari sono, berarti tipikalnya sudah jadi.
Kira-kira seperti itulah blok silinder bawaan Ninja dimanfaatkan ketimbang latah dengan PDK. Namanya latah, satu pakai semua ingin pakai, tapi belum tentu tahu detil bedanya.

Bukti lainnya, pakai blok lawas power motor tak goyah alias tetap rata dan full di atas 10 ribu rpm. Sebab, linernya kuat terhadap panas dan menerima turun-naik piston sampai putaran maksimal. “Memang liner blok Ninja lawas beda dengan PDK,” tambah Bima.
Dinding silinder ini punya lapisan elektrofusio yang lebih kuat. Waduh apaan tuh? Itu loh, lapisan metalurgi yang ‘dimasak’ sampai presisi bersama lapisan (coating). Dinding silinder ini semakin tergosok oli dan piston membuatnya kian licin sehingga mengurangi gesekan ring plus piston. Bahasa kerennya sih disebut proses electro fusio dari logam tertentu, tadi.
“Jadi lubang transfer bisa lebih gede. Ini dipatok 42 mm, rata-rata kan 40-41 mm. Namun piston diprediksi ring piston boros. Jadi ring harus segar terus, bila lembek akan nyangkut,“ tambah Bima yang mematok  perbandingan kompresi pada 7,8:1. Menurut Memed si joki dengan bendera tim Bintang Cargo BMS 55 itu, walau sedikit ngoook, bisa diatasi pada permainan rpm-nya. Ardel
BACA JUGA



Data Modifikasi :      
Motor   : Kawasaki Ninja 150 R 
Kelas   : Sport 2 Tak Tune Up 155 cc
Pembalap   : Andi Memed
Kepala Silinder      
Squish   : 11 °  
Lebar squish   : 6,8 mm  
Celah piston   : 0, 2 mm
Bentuk Kubah   : Mangkok
Volume Kubah   : 13,4 mm
Dipapas   :-  
Silinder      
Tinggi lubang buang   : 29, 5 mm
Lebar lubang buang   : 42,5 mm (bentuk standart)
Tinggi lubang transfer   : 42 mm  
Membran   : V-Force 3
Piston (diameter x stroke)   : Standart
Tebal paking   : Standart (0,4 mm)
Per kopling   : Daytona
Kopling   : Standart
Karburator   : Keihin PJ 38, MAIN JET : 158, PILOT JET : 62
Kenalpot+silencer   : CMS  
Bentuk leher   : Cacing  
CDI   : YZ  
Kolil   : YZ  
Timing pengapian   : 0,9  
Busi   : NGK B9HVX
Bahan Bakar+oli   : 1 : 15 (Castrol 747)
Gigi Rasio      
1                                                                               : 15/29
2                                                                               : 19/28
3                                                                               : 20/25
4                                                                               : 22/23
5                                                                               : 21/20
6                                                                               : 22/19
Mekanik     : Bima Aditya 
Hp     : 08122693255

Tidak ada komentar:

Posting Komentar