Selasa, 04 Maret 2014

Minggu, 16 Februari 2014 14:29 WIB
Balap Nasional

Drag Bike Tegal, Contoh Penyelenggaraan Event Drag Dengan Manajemen Waktu Bagus


Penulis : Jack
Foto : Jack


Regulasi baru balapan lurus untuk tahun ini mulai diterapkan di gelaran King Of Battle Competition Mizzle Hydra Dragbike (KBCMHD) 2014. KBCMHD yang berlangsung di jalan lingkar utara kota Tegal, Minggu lalu (9/2). Aturan ini menyangkut jumlah kelas yang dilombakan dan maksimal pembalap menggunakan motor dalam satu kelas.
Aplikasi regulasi baru membuat gelaran yang digawangi So-Tech Sport Club (SSC) dengan jumlah starter sampai 500-an bisa selesai tepat waktu. Ini jadi catatan. Dengan manajemen waktu yang baik, drag bike bisa teratur dan selesai tepat waktu.
Yang jadi kunci utama, regulasi pembatasan jumlah kelas. “Seperti ini seharusnya pelaksanaan drag bike. Jangan sampai molor sampai malam hari karena akan banyak pihak yang dirugikan,” beber Eko Sulistyo, joki balapan lurus nasional asal Semarang.
Dengan penyelenggaraan selesai batas waktu, secara enggak langsung memperhatikan hak pengguna jalan. Kan, balapan lurus sering menggunakan trek jalan raya. Kalau selesai sampai malam hari karena molor, akan mengganggu kenyamanan warga sekitar.
Mengenai jumlah pembalap yang diizinkan pakai satu motor dalam satu kelas, Eko berpendapat lain. “Tiga pembalap yang bisa join untuk satu motor masih terlalu banyak. Paling pas maksimal dua pembalap,”tambahnya.
Pertimbangan Eko jika motor yang dipakai lebih dari dua pembalap papan atas memungkinkan juaranya hanya akan itu-itu saa. Efeknya enggak adil karena enggak memberikan kesempatan kepada joki lain.
Tambahan lagi, sudah seharusnya diatur juga pengelompokan joki berdasarkan pengalaman dan prestasi. “Pembalap kita rata-rata masih pemula. Masih butuh jam terbang dan kemenangan untuk menaikkan kepercayaan dirinya,” beber Koko, juru korek Harlan Motor, Salatiga.
Jika dragster pemula langsung bersaing dengan para senior ditakutkan nantinya mental mereka akan kalah dahulu sebelum bertanding.
“Setidaknya ini sudah jadi kemajuan. Kita akan selalu berusaha untuk memperbaiki penyelenggaraannya,”tutup Rifki “Toyip” Arifianto, penyelenggara KBCMHD dari SSC.
Minggu, 02 Februari 2014 15:51 WIB
Drag Bike

Drag Bike Mojoagung, Kelas Lokal Wajib Dibuka Untuk Penjenjangan


Penulis : Candra
Foto : Candra

Kelas lokal di balapan lurus jadi tempatnya joki balapan liar berkumpul. Tapi, saat turun di balapan resmi pebali wajib ikut aturan. Inilah yang ada di seri I JAC Drag Bike Championship (JDBC) 2014 yang berlangsung di jalan by pass Mojoagung, Jawa Timur, Minggu lalu (26/1).
Faktanya total dari 451 starter di JDBC diisi 116 starter dragster lokal asal Jombang dan sekitarnya berasal dari joki balapan lurus.
“Memang, kelas lokal ditargetkan untuk menampung pembalap lokal dan untuk mengurangi balap liar di jalanan. Juga, mungkin saja akan lahir lokal hero yang asalnya dari joki balap liar di tiap daerah,” bilang M. Taufik, Pimpinan Lomba JDBC.
Kelas lokal disambut senang Soni Hadi Wijaya, joki asal Jombang. “Harapan bisa naik podium sangat besar di kelas lokal. Kalau sudah sering juara di kelas lokal baru bisa main di kelas bergengsi,” cerita pembalap tim dragster Tebu Manis AE yang sudah fokus di balap .
Memang, kelas lokal diposisikan sebagai kelas pendukung. Tapi, untuk menuju kelas non lokal tiap pembalap wajib ikut di kelas lokal untuk mengasah skill.
“Adanya kelas lokal bisa menambah jam terbang. Jika prestasi kita di kelas lokal sudah bagus bisa dipakai untuk menawarkan diri ke tim besar,” tambah Muhammad Ubet, dragster Jombang yang resmi ikut tim Ramajaya Sidoarjo.
Selain itu, kelas lokal jadi ajang pembibitan pembalap. Artinya, balapan di manapun sebagusnya membuka kelas ini.
“Jawa timur banyak pembalap muda. Kalau nggak ada kelas lokal, kita nggak bakal tahu joki daerah mana yang punya skill bagus,” jelas Yoga Sogol, dragster gacoan tim P5Boer Bowni asal Jombang. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar