Selasa, 04 Maret 2014

Senin, 30 September 2013 21:05 WIB
Drag Bike

Dunia Drag Bike Kehilangan Stevanus Nawier


Penulis : Tining
Foto : Isimewa


Almarhum saat masih bersama Eko Codox.
Umur menjadi rahasia Tuhan. Stevanus Nawier (29), mekanik drag yang juga adik kandung Eko Kodok, pembalap Drag asal Semarang, Jawa Tengah, meninggal, Minggu dini hari (29/9) di RSU Ketilang, Semarang, Jawa Tengah.

Almarhum dan Eko sejatinya sedang menyiapkan motor untuk turun di event Drag di Sragen, Jawa Tengah. “Malamnya saya sudah bilang nggak sreg motor bebek itu turun. Mending tinggal di rumah. Tapi beliau bilang sayang kalau nggak dipakai. Eh.., Dia langsung coba menyeting motor itu lagi,” terang Eko kodok.

Biasanya kalau seting motor dilakukan paling banyak 2 kali tes sudah beres. “Tapi pas tes kedua kali selesai, tahu-tahu balik lagi dan katanya mau coba sekali lagi. Begitu saya tunggu di tempat finish, lihat dari jauh kok motornya seperti terlempar,” sedih Eko mengingat peristiwa itu.

Sebelumnya jenazah disemayamkan di rumah duka The Hills Tamansari, Blok B6 No. 15, Semarang. Lalu dimakamkan di TPU Dadapan, Tembalang, Semarang. Semoga arwah almarhum diterima di sisi-Nya. Amin. (www.motorplus-online.com).
Senin, 03 Maret 2014 12:46 WIB
Drag Bike

Drag Bike Cimahi, Booming Karena Peserta Banyak dan Penonton dari Pasar Kaget


Penulis : Dudu
Foto : Dudu

Starter mencapai 377
Siapa bilang konsep militer bakalan alergi diterapkan di ajang balap? Silakan tengok event Sabtu-Minggu lalu (21-22/2) bertajuk Sumber Production Drag Bike 201M Championship (SPDBC), di sirkuit Brigif 15 Kujang II, Cimahi, Kab. Bandung. Hasilnya nyaman-nyaman aja kok!
Bahkan, jika dihitung-hitung promotor yang aslinya dari kalangan militer nggak ada kata merugi. Sejak awal bikin hajat-an balap kebut lurus, peserta tak pernah kurang dari 300-an starter. Faktanya lagi minggu lalu gelaran SPDBC, jumlah star-ter tembus di angka 377. Jumlah starter ini sudah setara dengan jumlah kontestan di gelaran club event berseri.
Jujur saja, Sumber Production (SP) langsung digawangi pihak militer dari Brigif 15 Kujang II, Cimahi. Agak unik, tentara mengelola balapan lurus yang identik dengan komunitas kecepatan yang agak susah diatur.
“Kunci paling utama, hati kita mencintai dulu komunitas ini. Itu pasti bisa klop. Lagian, porsi aturan atau style militer pastinya tak saklek. Esensi kedisiplian aja yang kita terapkan,” kata Sumber Agung Rizki, komandan dari SP.
Nah, paling menarik, khusus event drag bike racikan SP, jumlah penonton sudah bisa dipastikan lebih dari 10 ribu orang. Jauh berbeda dengan road race di luar OMR.
“Itu imbas dari pengunjung pasar kaget mingguan di Brigif karena drag bike tak mengganggu aktifitas pasar kaget yang pasti ada tiap Minggu. Jadi wajar penonton bisa sebanyak itu. Meski tiket memang tak masuk ke penyelenggara balap,” ujar Saeful Hidayat, Pimpinan Lomba SPDBC.
Namun, membludaknya penonton punya arti tersendiri untuk para joki. Ya, rata-rata mereka mengaku balapan terasa semakin punya greget.
“Jelas beda. Aura ingin tampil maksimal lebih keluar. Gengsinya lebih gede jika disaksikan banyak penonton,” kompak Jefri dan Gerry Setiadi, masing-masing joki dari tim Londo Tech, Depok, dan Yonk Motor, Bandung.
Hal serupa diakui pula tunner dan pemilik tim. Banyaknya penonton memberikan dampak positif yang besar.
“Nama adalah uang berlaku benar di ajang balap. Begitu motor tim kita cetak time bagus, praktis jadi sorotan. Sekaligus mengundang untuk bikin bikin motor ke bengkel kami. Beberapa orderan bengkel ya dari penonton yang datang ke sini,” kompak Asep Cepot dan Kohariyansah, owner dan tunner dari tim Senopati Arspeed Bekasi. (www.motorplus-online.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar