Senin, 30 September 2013 21:05 WIB
Drag Bike
Dunia Drag Bike Kehilangan Stevanus Nawier
Penulis : Tining
Foto : Isimewa
Almarhum saat masih bersama Eko Codox.
Umur menjadi rahasia Tuhan. Stevanus Nawier (29),
mekanik drag yang juga adik kandung Eko Kodok, pembalap Drag asal
Semarang, Jawa Tengah, meninggal, Minggu dini hari (29/9) di RSU
Ketilang, Semarang, Jawa Tengah.
Almarhum dan Eko sejatinya sedang menyiapkan motor untuk turun di event Drag di Sragen, Jawa Tengah. “Malamnya saya sudah bilang nggak sreg motor bebek itu turun. Mending tinggal di rumah. Tapi beliau bilang sayang kalau nggak dipakai. Eh.., Dia langsung coba menyeting motor itu lagi,” terang Eko kodok.
Biasanya kalau seting motor dilakukan paling banyak 2 kali tes sudah beres. “Tapi pas tes kedua kali selesai, tahu-tahu balik lagi dan katanya mau coba sekali lagi. Begitu saya tunggu di tempat finish, lihat dari jauh kok motornya seperti terlempar,” sedih Eko mengingat peristiwa itu.
Sebelumnya jenazah disemayamkan di rumah duka The Hills Tamansari, Blok B6 No. 15, Semarang. Lalu dimakamkan di TPU Dadapan, Tembalang, Semarang. Semoga arwah almarhum diterima di sisi-Nya. Amin. (www.motorplus-online.com).
Almarhum dan Eko sejatinya sedang menyiapkan motor untuk turun di event Drag di Sragen, Jawa Tengah. “Malamnya saya sudah bilang nggak sreg motor bebek itu turun. Mending tinggal di rumah. Tapi beliau bilang sayang kalau nggak dipakai. Eh.., Dia langsung coba menyeting motor itu lagi,” terang Eko kodok.
Biasanya kalau seting motor dilakukan paling banyak 2 kali tes sudah beres. “Tapi pas tes kedua kali selesai, tahu-tahu balik lagi dan katanya mau coba sekali lagi. Begitu saya tunggu di tempat finish, lihat dari jauh kok motornya seperti terlempar,” sedih Eko mengingat peristiwa itu.
Sebelumnya jenazah disemayamkan di rumah duka The Hills Tamansari, Blok B6 No. 15, Semarang. Lalu dimakamkan di TPU Dadapan, Tembalang, Semarang. Semoga arwah almarhum diterima di sisi-Nya. Amin. (www.motorplus-online.com).
Senin, 03 Maret 2014 12:46 WIB
Drag Bike
Drag Bike Cimahi, Booming Karena Peserta Banyak dan Penonton dari Pasar Kaget
Penulis : Dudu
Foto : Dudu
Siapa bilang konsep
militer bakalan alergi diterapkan di ajang balap? Silakan tengok event
Sabtu-Minggu lalu (21-22/2) bertajuk Sumber Production Drag Bike 201M
Championship (SPDBC), di sirkuit Brigif 15 Kujang II, Cimahi, Kab.
Bandung. Hasilnya nyaman-nyaman aja kok!
Bahkan, jika dihitung-hitung promotor yang
aslinya dari kalangan militer nggak ada kata merugi. Sejak awal bikin
hajat-an balap kebut lurus, peserta tak pernah kurang dari 300-an
starter. Faktanya lagi minggu lalu gelaran SPDBC, jumlah star-ter tembus
di angka 377. Jumlah starter ini sudah setara dengan jumlah kontestan
di gelaran club event berseri.
Jujur saja, Sumber Production (SP)
langsung digawangi pihak militer dari Brigif 15 Kujang II, Cimahi. Agak
unik, tentara mengelola balapan lurus yang identik dengan komunitas
kecepatan yang agak susah diatur.
“Kunci paling utama, hati kita mencintai
dulu komunitas ini. Itu pasti bisa klop. Lagian, porsi aturan atau style
militer pastinya tak saklek. Esensi kedisiplian aja yang kita
terapkan,” kata Sumber Agung Rizki, komandan dari SP.
Nah, paling menarik, khusus event drag
bike racikan SP, jumlah penonton sudah bisa dipastikan lebih dari 10
ribu orang. Jauh berbeda dengan road race di luar OMR.
“Itu imbas dari pengunjung pasar kaget
mingguan di Brigif karena drag bike tak mengganggu aktifitas pasar kaget
yang pasti ada tiap Minggu. Jadi wajar penonton bisa sebanyak itu.
Meski tiket memang tak masuk ke penyelenggara balap,” ujar Saeful
Hidayat, Pimpinan Lomba SPDBC.
Namun, membludaknya penonton punya arti
tersendiri untuk para joki. Ya, rata-rata mereka mengaku balapan terasa
semakin punya greget.
“Jelas beda. Aura ingin tampil maksimal
lebih keluar. Gengsinya lebih gede jika disaksikan banyak penonton,”
kompak Jefri dan Gerry Setiadi, masing-masing joki dari tim Londo Tech,
Depok, dan Yonk Motor, Bandung.
Hal serupa diakui pula tunner dan pemilik tim. Banyaknya penonton memberikan dampak positif yang besar.
“Nama adalah uang berlaku benar di ajang
balap. Begitu motor tim kita cetak time bagus, praktis jadi sorotan.
Sekaligus mengundang untuk bikin bikin motor ke bengkel kami. Beberapa
orderan bengkel ya dari penonton yang datang ke sini,” kompak Asep Cepot
dan Kohariyansah, owner dan tunner dari tim Senopati Arspeed Bekasi. (www.motorplus-online.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar